Rabu, 19 Desember 2018

Tugas 5 PSDA




Kualitas dan Kuantitas Air

KUALITAS DAN KUANTITAS AIR
DI SUMBER MATA AIR GEDAREN, SUMBERGIRI, PONJONG, GUNUNGKIDUL

Bagi manusia, air merupakan kebutuhan utama. Dalam kehidupan sehari-hari , manusia menggunakan air untuk mencuci, memasak, air minum (kebutuhan rumah tangga), pertanian, peternakan, industri maupun sebagai alat transportasi.
Di desa Sumbergiri, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul suatu daerah dimana saya tinggal, air merupakan hal pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat. Desa Sumbergiri terdiri dari 11 dusun yang mana kondisi geografisnya bergunung-gunung. Sumber mata air di desa ini adalah sumber mata air Gedaren. Dari sumber mata air inilah, kebutuhan air masyarakat desa Sumbergiri terpenuhi.


Gb.1 Sumber Mata Air Gedaren



A. Permasalahan Kualitas dan Kuantitas Air
Kondisi geografis yang bergunung ini tidak berarti bahwa banyak sumber mata air yang keluar. Tidak setiap rumah penduduk memiliki sumur untuk memenuhi kebutuhan airnya, sumur-sumur biasanya ditemui di rumah penduduk yang ada di bantaran sungai atau aliran air sedangkan rumah penduduk yang jauh dari aliran sungai jarang sekali yang memiliki sumur. Hal ini dikarenakan saat pengeboran tidak ditemukan air dan biasanya terhalang oleh batuan (air tanah sangat sedikit jumlahnya atau bahkan tidak keluar).
Adanya dua musim (kemarau dan penghujan) di wilayah Indonesia ini, membuat kuantitas air di sumber mata air Gedaren tidak tetap debitnya. Pada musim kemarau, debit air yang keluar dari mata air sedikit jumlahnya sedangkan pada musim penghujan jumlah debit air melimpah.
Untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat setempat, aparat/perangkat desa membuat saluran air menggunakan pipa (selang) yang ditujukan ke rumah-rumah penduduk. Air yang disalurkan adalah air yang langsung keluar dari mata air. Proses penyaluran ini tidak melalui proses sedimentasi, filtrasi, maupun penjernihan. Air yang keluar dari mata air ditampung dalam penampung, kemudian disalurkan melalui pipa/selang menuju rumah penduduk.

Banyaknya dusun di desa ini, menyebabkan penyaluran air di atur waktunya agar semua dusun terjangkau atau mendapat jatah air. Di dusun tempat saya tinggal, penyaluran air dari sumber mata air Gedaren dilakukan setiap hari namun tidak 24 jam melainkan hanya dari pukul 6 sampai sembilan pagi.
Pada musim kemarau, penyaluran air terkadang tidak merata. Seperti halnya untuk daerah di lereng gunung, air yang dialirkan melalui pipa terkadang tidak sampai ditempat tujuan (menanjak akan tetapi daya dorong air rendah). Hal ini dikarenakan debit air yang menurun sehingga air yang melewati pipa tidak sampai di daerah yang dituju.
Pada saat musim penghujan, jumlah debit air yang keluar dari mata air Gedaren cukup melimpah. Hal ini dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi sehingga air yang terserap dalam tanah cukup banyak. Jumlah air yang melimpah ini, menguntungkan masyarakat karena air dapat mengalir sampai 24 jam setiap harinya.
Akan tetapi, pada musim penghujan air yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk kualitasnya buruk karena air tersebut mengandung zat tanin pada kayu dan humus sehingga menyebabkan warna air menjadi kuning keruh. Padahal air yang ideal memiliki kriteria :
• jernih
• tidak berwarna
• tidak berbau
• tidak berasa
• tidak mengandung kuman dan zat-zat yang berbahaya
Kualitas air yang menurun ini kurang baik untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan MCK. Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat biasanya menampung air tersebut terlebih dahulu sehingga lumpur mengendap dan air bersih dapat dimanfaatkan.
Selain itu, kegiatan masyarakat setempat yang mencuci dan mandi di sungai menyebabkan pencemaran pada air. Akan tetapi pencemaran yang ditimbulkan tidak berdampak besar karena limbah detergen akan terdorong keluar (akibat daya dorong air) sehingga tidak mencemari sumber mata air lagipula antara sumber mata air dan tempat mandi dan mencuci letaknya terpisah (jauh dari sumber mata air).

B. Kebiasaan Lokal Masyarakat
Adanya masalah tentang kualitas dan kuantitas air tersebut memacu masyarakat untuk mengatasinya.
1. Kuantitas Air
Untuk mengatasi masalah kuantitas air khususnya pada musim kemarau, dimana debit air yang keluar dari sumber mata air Gedaren menurun jumlahnya, penduduk yang tidak mendapat air (tidak terjangkau aliran air) membeli air bersih pada truk tanki yang mendistribusikan air bersih dan menampungnya ke dalam bak penampung dirumahnya. Jadi, kebutahan air untuk kegiatan sehari-hari bisa terpenuhi.
Namun, seperti kita ketahui bahwa tahun ini wilayah Indonesia mengalami musim hujan sepanjang tahun, hal ini menyebabkan debit air di sumber Gedaren meningkat dengan demikian kebutuhan air masyarakat cukup terpenuhi sehingga tidak perlu membeli air bersih.
Kebiasaan lain masyarakat di sekitar sumber mata air Gedaren adalah penduduk biasanya mandi dan mencuci baju di sana. Pemerintah desa telah membangun sarana untuk masyarakat yaitu dengan membendung sumber mata air dan menyekat aliran air tempat mandi dan mencuci baju menjadi 2 yaitu untuk laki-laki dan perempuan.

2. Kualitas Air
Pada musim penghujan, kualitas air dari sumber mata air Gedaren menurun.
Hal ini ditandai dengan warna air yang awalnya jernih (pada musim kemarau) menjadi kuning keruh karena pengaruh resapan air hujan yang mengandung tanin pada kayu dan humus. Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat biasanya menampung air yang tersalur ke rumahnya untuk sementara agar zat yang terangkut air mengendap sehingga air menjadi jernih sehingga dapat digunakan. Masyarakat dan pemerintah desa tidak menggunakan bahan kimia untuk menjernihkan air.
Air di daerah GunungKidul banyak mengandung zat kapur yang dapat berdampak pada kesehatan terutama pada organ tubuh yaitu ginjal. Oleh karena itu khusus untuk air minum, masyarakat biasanya menyaring air rebusan menggunakan kain putih sebelum dimasukkan ke dalam termos. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir zat kapur yang terdapat dalam air minum dan mengendap pada alat penangas, sehingga air minum layak untuk dikonsumsi.

C. Peran Dalam Mengatasi Masalah Kualitas dan Kuantitas Air
Usaha yang saya lakukan untuk ikut serta dalam mengatasi masalah menganai kualitas dan kuantitas air diantaranya :
a. Ikut menjaga kelestarian lingkungan, memperluas jumlah serapan air dengan cara tidak menebang pohon di daerah serapan air
b. Mengurangi pencemaran air, yaitu dengan tidak mencuci pakaian di aliran sungai
c. Melakukan proses sedimentasi terhadap air yang keruh (mengandung humus) pada bak penampungan sebelum digunakan
d. Meminimalisir kadar zat kapur pada air minum dengan cara meminum air mineral (galon)
e. Menggunakan air seperlunya saja (tidak boros air.

Tugas 3 PSDA

A.  Berbagai Masalah Kesehatan Akibat Pencemaran Air di Indonesia
 
          Air adalah sumber kehidupan. Anda pasti akrab dengan slogan ini — di buku-buku sekolah, di TV, hingga terpampang di berbagai media cetak — dan, mereka memang benar. Tidak dapat disangkal bahwa air menjadi satu sumber daya terbesar yang kita miliki. Air digunakan di hampir setiap kebutuhan dasar dan pekerjaan manusia. Air adalah elemen penting, baik dalam perspektif rumah tangga sehari-hari maupun keperluan industri berat.
Namun, faktanya sangat mengejutkan
.

B . Sungai di Indonesia darurat pencemaran

       Dengan perkembangan teknologi modern, saat ini para ilmuwan dapat mendeteksi lebih banyak polutan, dan pada tingkat konsentrasi yang lebih kecil, dalam sumber air. Mengandung jejak kontaminasi mulai dari pil KB hingga pestisida dan minyak, kini sumber air bumi — sungai, danau, pantai, sampai air tanah — hanyalah sebuah genangan besar racun.
Mengutip Kompas, berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di tahun 2015 hampir 68 persen mutu air sungai di 33 provinsi di Indonesia dalam status tercemar berat, di antaranya sungai Brantas, Citarum, dan kali Wonorejo yang baru-baru ini tampak menghasilkan busa putih.
         Sumber utama pencemaran air sungai di Indonesia sebagian besar berasal dari limbah domestik atau rumah tangga, umumnya dalam bentuk kotoran manusia, limbah cucian piring dan baju, kotoran hewan, dan pupuk dari perkebunan dan peternakan.
          Limbah feses dan urin berperan dalam meningkatkan kadar bakteri E. coli dalam air. Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Yogyakarta, kandungan E. coli di luar batas normal tak hanya di sungai melainkan hingga ke air sumur di area tempat tinggal penduduk.

 C.  Sampah popok bayi dan pembalut membuat ikan mandul dan berkelamin ganda

        Dilansir dari Tempo, sisa hormon dari sampah bekas popok bayi dan pembalut yang dibuang di hilir kali Karangpilang dan Gunungsari, Surabaya, membuat sejumlah populasi ikan mandul dan mengembangkan kelamin ganda (interseks). Selain itu, akibat pencemaran sampah domestik lainnya membuat ikan-ikan di sungai dan kali Surabaya menderita cacat fisik dan gizi buruk.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Mengutip dari National Geographic, sekitar 85 persen dari populasi ikan smallmouth bassjantan dalam suaka satwa liar nasional di wilayah timur laut Amerika Serikat memproduksi sel telur yang bersarang di dalam testis mereka.
         Selama dekade terakhir, ikan jantan feminin telah ditemukan di 37 spesies di danau dan sungai di seluruh Amerika Utara, Eropa, dan berbagai belahan dunia lainnya. Dicurigai, agen polutan yang memiliki partikel meniru hormon seks adalah penyebabnya.
        Beberapa spesies ikan bersifat hermafrodit, alias ikan-ikan ini secara alami bisa berubah jenis kelamin karena mereka memiliki dua organ seks betina dan jantan, sebagai kemampuan adaptasi untuk meningkatkan peluang berkembang biak. Namun, kasus interseks pada ikan sangat berbeda. Fenomena ini hanya terjadi pada spesies ikan yang tidak memiliki sifat hermafrodit, dan tentunya tidak membantu proses reproduksi. Pada kasus yang parah, fenomena interseks ini bisa membuat ikan mandul, bahkan mungkin berujung pada kepunahan. Populasi ikan minnow di sungai Potomac, Amerika, dilaporkan menurun tajam akibat masalah sistem imun yang terkait dengan kondisi air yang tercemar oleh hormon estrogen dari limbah sisa pil KB
.

D. Kandungan timbal dalam air berisiko anak mengidap keterbelakangan mental

      Ada banyak penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air, dan semua orang bisa terpengaruh. Namun bayi, anak-anak, lansia, dan wanita hamil, terutama mereka yang memiliki sistem imun lemah, sangat rentan terhadap penyakit akibat pencemaran air. Penyakit akibat pencemaran air, termasuk

     1. Kolera
          disebabkan oleh bakteri vibrio chlorae saat Anda mengonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi oleh feses orang yang mengidap penyakit ini. Anda juga bisa terjangkit kolera jika Anda mencuci bahan makanan dengan air yang terkontaminasi. Gejala termasuk: diare, muntah, kram perut, dan sakit kepala.

     2. Amoebiasis
           atau Diare Pelancong, disebabkan oleh amoeba yang hidup di air tercemar. Amoeba ini mengakibatkan infeksi pada usus besar dan hati. Gejala termasuk diare berdarah dan berlendir, bisa ringan atau sangat parah.

    3. Disentri
         disebabkan oleh bakteri yang masuk dalam mulut melalui air atau makanan yang tercemar. Tanda dan gejala disentri termasuk demam, muntah, sakit perut, diare berdarah dan berlendir parah.

   4. Diare
        diare injfeksi adalah salah satu penyakit paling umum akibat bakteri dan parasit yang berdian di air tercemar. Diare mengakibatkan feses encer/cair yang menyebabkan penderitanya mengalami dehidrasi, bahkan kematian pada anak dan balita.

   5. Hepatitis A
        disebabkan oleh virus hepatitis A yang menyerang hati. Biasanya menyebar melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi feses, atau melalu kontak langsung dengan feses dari pengidap.

    6. Keracunan timbal
          paparan kronis dari keracunan timbal bisa mengakibatkan kondisi medis serius, termasuk kerusakan organ, gangguan sistem saraf, anemia, dan penyakit ginjal.

      7. Malaria
          adalah virus yang disebarkan oleh parasit dari nyamuk Anopheles betina. Nyamuk berkembang biak di air. Tanda dan gejala malaria termasuk demam, sakit kepala, dan kedinginan menggigil. Jika dibiarkan, malaria bisa berujung pada komplikasi seperti pneumonia, anemia parah, koma, dan kematian.

      8. Polio,
 adalah virus menular akut yang disebabkan oleh poliovirus. Polio menyebar melalui feses dari pengidap penyakit.

     9. Trachoma (infeksi mata)
akibat kontak dengan air tercemar. Setidaknya 6 juta orang pengidap trachoma mengalami kebutaan.
            Saat ini pencemaran air sudah menjadi masalah global yang membutuhkan perhatian khusus.  Salah satunya krisis air di Flint, Michigan, Amerika Serikat, yang dinobatkan sebagai kasus gawat darurat nasional oleh Barack Obama.
Kasus pencemaran air ini terkuak di pertengahan tahun 2015. Masalah dimulai ketika pemerintah kota Flint beralih pasokan air di tahun 2014 menggunakan sumber dari sungai Flint. Hampir segera, penduduk kota Flint mulai mengeluh tentang kualitas air. Air terlihat coklat dan tercium bau menyengat. Kemudian diketahui bahwa sungai Flint bersifat amat korosif.

            Sungai Flint didapati melanggar Safe Drinking Water Act akibat tingginya kadar besi, timbal, E. coli, bakteri Total coliform, dan Total trihalomethanes (TTHM) dalam air di luar batas normal. TTHM adalah limbah hasil desinfektan yang terjadi saat klorin berinteraksi dengan biota organik dalam air. Beberapa tipe TTHM dikategorikan sebagai karsinogenik (penyebab kanker).

            Konsumsi jangka panjang dari air beracun ini menunjukkan dampak nyata pada manusia. Anak-anak warga Flint dilaporkan mengalami kerontokan rambut hebat dan ruam kemerahan di kulit
.
           Keracunan timbal tidak dapat diubah. Kadar timbal.  6dalam darah di luar ambang batas sangat berbahaya, khususnya bagi anak-anak dan ibu hamil. Menurut WHO, kadar timbal dalam darah yang sangat tinggi bisa berdampak ketidakmampuan belajar, masalah perilaku, penurunan IQ, dan keterbelakangan mental.

Tugas PSDA 1

KETERANGAN
SUMBER
NAMA WILAYAH

1 .SULTRA
KEPTON

1
LUAS WILAYAH
https://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tenggara
38140

https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Buton

4408

2
CURAH HUJAN
https://sultra.bps.go.id/statictable/2018/01/25/304/-jumlah-curah-hujan-menurut-bulan-dari-stasiun-pengamatan-di-provinsi-sulawesi-tenggara-mm-2016.html
2113,3 mm pertahun

https://sultra.bps.go.id/statictable/2018/01/25/304/-jumlah-curah-hujan-menurut-bulan-dari-stasiun-pengamatan-di-provinsi-sulawesi-tenggara-mm-2016.html

2063,8 mm pertahun

3
POTENSI AIR

4
ANAK SUNGAI
https://fitriwardhono.wordpress.com/2011/09/27/potret-umum-provinsi-sulawesi-tenggara/
18 anak sungai

5
SITU

6
DAERAH IRIGASI
https://www.covesia.com/archipelago/baca/8960/26-500-hektare-sawah-sultra-belum-miliki-jaringan-irigasi
121.000 Ha

https://www.covesia.com/archipelago/baca/8960/26-500-hektare-sawah-sultra-belum-miliki-jaringan-irigasi

29.500 Ha

7
LUAS SAWAH
https://fitriwardhono.wordpress.com/2011/09/27/potret-umum-provinsi-sulawesi-tenggara/
18.000 Ha.

8
PANJANG PANTAI
https://bangwilsultrablog.wordpress.com/2016/05/29/sulawesi-tenggara/
1740 km

271,99 km

Tugas 2 PSDA

A. AIR DALAM KEHIDUPAN
Apakah itu Air ?

Air merupakan bagian sangat penting dalam kehidupan. Tanpa air di bumi tidak
akan ada kehidupan. Air adalah bagian terbesar penyusun tubuh makhluk hidup.
Tubuh kita mengandung air lebih dari 60 %. Sebagian besar permukaan bumi ditutupi oleh air atau lautan. Air mengisi cekungan-cekungan di permukaan bumi, seperti terbentuknya laut, danau, situ, kolam, sungai, dan mata air. Air menentukan kesuburan tanah.
Air ada di berbagai lapisan bumi, di permukaan bumi, udara, dan di dalam bumi. Air di dalam bumi disebut air tanah sebagai sumber mata air. Air hujan yang jatuh ke bumi diserap oleh tanah menjadi air tanah. Mata air di gunung sebagai sumber aliran air sungai. Semua sungai mengalirkan airnya ke laut. Air laut dapat menguap oleh pemanasan sinar matahari.
Uap air menjadi awan atau mendung sebagai bakal hujan. Air di alam mengalami daur ulang sebagaimana ditunjukkan gambar di bawah ini.

Sebaran air di bumi berbeda-beda, menyebabkan adanya pembagian iklim di
bumi. Bagian bumi yang mengandung air disebut Hidrosfer. Air memiliki fase berbedabeda dipengaruhi oleh faktor suhu.
Daerah kutub permukaannya ditutupi oleh air beku(es/salju), karena daerah ini suhunya sangat dingin, mendekati suhu 0 derajat Celcius. Air mulai membeku pada suhu 4 derajat Celcius sehingga disebut suhu anomali air.
Gurun mengandung sangat sedikit air, sehingga tampak gersang, karean suhu di daerah ini sangat panas. Daerah yang kandungan airnya banyak menyebabkan tanahnya menjadi subur dan makmur. Tanah subur dapat ditanami tumbuhan apa saja.
Adapun di Indonesia bagian Barat banyak terjadi hujan sehingga
sungai-sungai terairi dengan baik. Aliran air sungai sangat penting bagi sumber air untuk daerah pertanian atau pesawahan. Itulah sebabnya, penduduk Indonesia bagian Barat mengkonsumsi padi sebagai bahan makanan pokoknya.
Berdasarkan komposisinya, air ada dua macam, yaitu air murni dan air tak murni.
Air murni hanya mengandung 2 atom H (hydrogen) dan 1 atom O (oksigen), sehingga rumusnya H2 O. Air di alam adalah tidak murni, karena mengandung mineral. Untuk mendapatkan air murni harus disuling, maka air murni disebut air suling. Tetapi berdasarkan tingkat kesehatannya, ada air bersih dan air kotor. Air bersih merupakan air yang bebas dari bahan berbahaya dan kuman penyakit. Air kotor mengandung kotoran, apakah mengandung lumpur, kuman, atau bahan berbahaya bagi kesehatan. Air kotor
biasanya ke luar dari limbah pabrik, limbah rumah tangga, atau tercemar oleh bahan pencemar lainnya. Bagaimanakah tanda-tanda air kotor ? Air kotor ditandai oleh warnanya yang tidak jernih, baunya yang tidak enak, rasanya pun tidak enak, dan mungkin ditemukan pula mikroba. Mikroba adalah jasad renik, mahluk hidup yang sangat kecil dan hanya bias dilihat dengan bantuan mikroskop. Ada mikroba yang bersifat berbahaya atau merusak kesehatan tubuh. Air kotor dapat diolah menjadi air bersih melalui proses penjernihan.



Prtoses penjernihan air kotor dapat dilakukan melalui
proses sebagaiu berikut:

B. Sifat-Sifat Air

Secara umum air memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Air yang tenang selalu datar permukaannya;
Air memiliki gaya tekan ke segala arah;
Air dapat melarutkan zat tertentu;
Air memiliki massa jenis satu, karena setiap satuan sentimeter kubiknya menghasilkan satu gram, atau setiap satuan desimeter kubiknya menghasilkan massa sebesar satu kilogram;
Air dapat berubah wujud akibat pengaruh suhu lingkungannya.

Air yang tenang selalu datar permukaannya

        Aliran air bergerak dari permukaan yang tinggi ke permukaan yang lebih rendah.
Bila permukaan air sama, maka air dalam keadaan tenang atau tidak bergerak lagi. Air dalam bejana berhubungan permukaannya selalu sama, kecuali air pada pipa kapiler. Perbedaan ketinggian permukaan air antara ke duanya, menentukan derasnya aliran air. Aliran atau gerakan air yang deras dapat dimanfaatkan untuk memutar generator guna menghasilkan energi (tenaga) listrik. Itulah sebabnya pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga air (PLTA) sering didirikan di daerah aliran sungai di pegunungan.
Hukum bejana berhubungan mengatakan bahwa air dalam bejana berhubungan
permukaannya sama. Ternyata hukum bejana berhubungan ini tidak berlaku pada pipa kapiler, mengapa ?
Pipa kapiler artinya pipa yang berukuran diameternya sangat kecil
(dalam ukuran milli atau mikron). Pada pipa kapiler terdapat daya adhesi air dengan dinding pipa kapilernya lebih kuat daripada daya kohesinya, sehingga permukaan airnya menjadi lebih tinggi. Daya adhesi adalah daya tarik menarik antar molekul yang berbeda, seperti daya tarik menarik antara molekul air dengan dinding pipa kapiler. Daya kohesi adalah daya tarik menarik antar molekul yang sejenis, seperti daya tarik menarik molekul
air sendiri. Apabila kamu perhatikan secara teliti tentang permukaan air dalam sebuah tabung, ternyata pada bagian tepi atau dinding tabung itu, permukaan airnya membentuk cekungan ke atas; artinya daya adhesinya lebih kuat dibandingkan kohesinya. Pipa
kapiler di alam terdapat pada tumbuhan tinggi, yaitu pembuluh kayu (xilem).
Apabila kita perhatikan dengan lebih teliti keadaan permukaan air dalam sebuah
bejana, ternyata permukaannya tidak mendatar persis tetapi pada bagian pinggir dinding bejana membuat permukaan cekung ke atas sedikit atau lebih tinggi daripada permukaan air di bagian tengahnya. Hal ini disebabkan oleh adanya daya adhesi air dengan dinding
bejana lebih kuat daripada daya kohesi air itu sendiri. Itulah sebabnya, apabila bejana tersebut berupa pipa kapiler, maka adhesi air yang terjadi pada dinding kapiler akan berimpit, dan saling menyatu sehingga mendorong menaiknya permukaan air di dalam pipa kapiler itu. Semakin kecil diameter pipa kapiler, semakin tinggi permukaan air yang terbentuk. Hasil penelitian, ternyata kemampuan daya kapileritas untuk pipa kapiler terkecil hanya mampu menaikkan permukaan air setinggi lebih kurang 50 meter saja.
Daya adhesi dan kohesi setiap zat cair adalah berbeda-beda. Pada contoh air,
ternyata daya adhesinya lebih kuat daripada daya kohesinya sehingga permukaan air tersebut agak cekung. Hal ini, berbeda dengan air raksa atau air berat (Hg) memiliki daya adhesi yang lebih lemah dibandingkan daya kohseinya; akibatnya permukaan air raksa pada sebuah tabung terbentuk agak cembung, karena bagian tepi yang bersentuhan dengan dinding bejana menurun

Air memiliki gaya tekan ke segala arah

Mengapa suatu benda ditimbang di dalam air memiliki berat atau massa yang
lebih ringan dibandingkan dengan ditimbangnya di udara ? Pernahkah kamu melihat pompa hidrolik yang mengangkat sebuah mobil di bengkel pencucian mobil ? Pompa hidrolik tersebut menggunakan prinsip kerja bahwa air dapat menekan ke segala arah. Adanya gaya tekan ke atas pada air menyebabkan kita mudah berenang di air kolam, air laut, air danau, maupun air sungai. Gaya tekan ke atas air akan semakin besar bila kandungan garamnya semakin tinggi.
Selain itu, gaya tekan ke atas air dipengaruhi oleh konsentrasinya. Contohnya: air Laut Mati di negara Arab Saudi memiliki kadar garam
tinggi, sehingga dapat mengapungkan manusia yang terjun ke dalamnya.
Hukum Archimedes: Bila suatu benda dicelupkan ke dalam air, maka akan mendapat gaya tekan ke atas seberat benda itu. Hasilnya ada tiga kemungkinan
kejadiannya, yaitu:
A. Benda akan terapung, jika massa jenisnya lebih kecil daripada massa jenis air.
B. Benda akan melayang, jika massa jenisnya sama dengan massa jenis air..
C. Benda akan tenggelam, jika massa jenisnya lebih besar daripada massa jenis air.
Benda yang memiliki massa jenis lebih besar daripada massa jenis air dapat terapung, jika Itulah sebabnya, benda itu mengandung rongga udara yang memadai dengan massanya.

Air dapat melarutkan zat tertentu

Apabila kita perhatikan keadaan air di sekitar kita, maka akan ditemukan ada air
yang bening dan ada air yang keruh. Air yang keruh menunjukkan bahwa air memiliki sifat dapat melarutkan zat tertentu. Adanya sifat air dapat melarutkan zat-zat, manusia dapat memanfaatkannya air sebagai media untuk bahan pembersih dan bahan minuman.
Selanjutnya air sebagai bahan pembersih, manusia dapat menggunakannya untuk
berbagai keperluan, seperti: membersihkan badan (mandi), untuk mencuci pakaian atau barang dapur atau kendaraan, dan mengencerkan larutan zat tertentu, bahkan untuk membuat bangunan atau jembatan beton pun men ggunakan air. Misalnya cat tembok yang sudah kental dapat diencerkan dengan menambah air ke dalamnya. Air banyak digunakan sebagai bahan pelarut utnuk berbagai keperluan manusia. Tetapi ingat, air pun dapat menyebabkan mala petaka atau bencana, jika tidak terkendali.

Air di alam mengandung mineral

Di alam sangat sulit mendapatkan air murni, karena berhubungan dengan tanah
atau udara yang mengandung debu dan zat-zat terlarut lainnya. Itulah sebabnya air di alam memiliki rasa yang berbeda-beda, ada yang tawar dan ada yang asin. Air minum yang mengandung mineral lengkap dan seimbang dengan kebutuhan tubuh sangat baik untuk minuman sehat Air tanah yang baru ke luar dari permukaan tanah berbatuan adalah masih sehat. Hal ini, karena air tersebut mengalami penjernihan secara alami oleh lapisan batuan itu. Itulah sebabnya pengelola air mineral (aqua) dalam kemasan botol mencari sumber airnya di daerah pegunungan. Air yang bersumber dari pegunungan bersifat tawar, karena mengandung banyak garam karbonat.
Garam karbonat bersumber dari batuan-batuan yang dilewati oleh air, seperti mineral kalsium (Ca) dan phosphor (P). Bukti-bukti bahwa air yang melewati batuan dapat membawa unsur kalsium adalah perhatikan air yang menetes di dalam gua batu. Pada gua batu tersebut, kamu akan menemukan dimana ada air menetes dari langitlangit gua akan terbentuk stalagtit dan stalagmit. Stalagtit adalah tuonjolan batuan yang terbentuk akibat air yang menetes di langit-langit gua batu secara perlahan-lahan mengendapkan mineral kapur di atas langit-langit gua batu itu. Stalagmit adalah gundukan batuan yang terbentuk di dasar gua batu, persis terletak di bawah stalagtit.
Bila stalagtit memanjang dan stalagmit meninggi, pada akhirnya tonjolan ke dua batuan endapan tersebut membentk tiang kapur di dalam gua batu.

Air dapat berubah fase (benda cair, benda gas, dan benda padat)

Wujud air dapat dipengaruhi oleh faktor suhu lingkungannya. Air di daerah kutub
dapat menjadi lapisan es (salju) akibat suhunya dingin, karena daerah itu sedikit
mendapat penyinaran matahari. Daerah gurun banyak mendapat penyinaran matahari sehingga suhunya tinggi, banyak terjadi penguapan menyebabkan daerah ini kering. Penyinaran matahari yang tinggi dapat menyebabkan penguapan air laut untuk membentuk awan atau mendung. Berbagai mendung dari arah berbeda tertahan dan terkumpul pada puncak gunung semakin tebal, dan akhirnya menurunkan hujan. Air hujan meresap ke dalam tanah dibantu oleh tumbuhan menjadi air tanah.
Air tanah muncul ke permukaan pegunungan sebagai mata air. Air dari mata air mengalir ke lembah dan daerah yang lebih rendah membentuk sungai-sungai. Air sungai bermuara ke laut, dan seterusnya. Hal inilah yang menyebabkan air mengalami daur ulang di alam, dan menjamin air tidak akan habis. Daur ulang air mengalami beberapa mata rantai, dan apabila salah satu mata rantainya rusak akan mengalami gangguan dalam peredaran air di alam, seperti air sungai yang kering di musim kemarau dan menjadi bencana banjir di kala musim hujan tiba.
Salah satu upaya untuk memperbaiki sistem aliran sungai tersebut adalah perlu dilakukan penghijauan sepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai) dan pegunungan yang gundul. Penghijauan penting untuk penyerapan air hujan ke dalam
tanah menjadi air tanah.


C. Macam-Macam Air dan Kegunaannya

Air di alam bukan air murni, tetapi mengandung mineral. Air dari gunung
mengandung banyak mineral karbonat, karena bercampur dengan pengikisan batuan kapur sehingga bersifat tawar. Air laut memiliki rasa asin, karena mengandung banyak garam-garaman, seperti garam dapur (NaCl). Air sungai berasal dari mata air di gunung. Air sumur berasal dari air tanah. Air tanah berasal dari air yang meresap ke dalam tanah; Air murni dapat diperoleh
dengan menyuling air alam melalui proses penyulingan (destilasi).
Air yang ke luar dari mata air tanah adalah bersih. Air ini mengalami penyaringan
oleh batuan sehingga bersifat jernih dan bersih. Itulah sebabnya untuk membersihkan dan menjernihkan air perlu menggunakan batgu-batuan dan pasir. .
Kekurangan air pada tumbuhan ditandai gejala layu pada
daun-daunnya. Kekurangan air pada tubuh manusia ditandai gejala keriput pada kulit, dan kelebihan air pada tubuhnya ditandai oleh gejala penyakit beri-beri. Penderita penyakit beri-beri ditandai oleh bagian-bagian membengkak oleh air.

1. Air sebagai Lingkungan Hidup
Air sebagai lingkungan hidup, merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup.
Golongan makhluk hidupnya harus beradaptasi denganya, baik pada hewan maupun tumbuhan.
Adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungan air dapat dikenal ada 3
macam, yaitu:

 (1) Adaptasi morfologis, yaitu adanya penyesuaian bentuk-bentuk tubuhan dan bagian-bagian tubuhnya;

 (2) Adaptasi fisiologis, yaitu adanya penyesuaian proses untuk mendapatkan hidup pada makhluk hidup itu;

(3) Adapatsi tingkah laku,
yaitu adanya penyesuaian perilaku hewan-hewan yang hidup di air. Untuk mempelajari berbagai macam adaptasi makhluk hidup ini dapat diambil contoh kehidupan katak, karena hewan ini mengalami hidup di dua alam, yaitu diawali pada kehidupan di air pada masa kecilnya, dan dewasanya hidup di darat.
Perubahan bentuk tubuh pada katak dari semasa kecil menjadi dewasa tersebut disebut metamorfosis. Di bawah ini ditunjukkan berbagai macam adaptasi pada makhluk hidup atau organisme di lingkungan air.

a. Adaptasi morfologi pada organisme air
Bagaimanakah bentuk adaptasi tubuh atau bagian tubuh makhluk hidup yang
hidupnya di lingkungan air ? Misalnya, eceng gondok hidupnya mengapung di atas permukaan air, karena memiliki alat apung pada bagian tangkai daunnya yang
menggembung berisi udara. Tumbuhan kayambang memiliki dua macam daun, yaitu daun-daunan yang berada di dalam air bentuknya seperti akar-akarnya. Adapun daundaunan yang berada di atas air memiliki bentuk yang lebih lebar.

b. Adaptasi fisiologi makhluk hidup pada lingkungan air
Pada daur hidup katak sudah ditunjukkan bahwa alat pernapasannya sewaktu
kecebong menggunakan insang, tetapi setelah dewasa hidup di darat menggunakan paruparu. Semua binatang yang hidup di air adalah bernapas dengan insang, kecuali hewan mammalia (Hewan Menyusui) bernapas dengan paru-paru. Insang adalah alat pernapasan yang sesuai untuk kehidupan di lingkungan air. Hewan mammalia seperti paus dan lumba-lumba adalah bernapas dengan paru-paru, walaupun hidupnya di air.

c. Adapatsi tingkah laku hewan pada lingkungan air
Untuk mempelajari adaptasi tingkah laku hewan-hewan yang hidupnya di lingkungan air, Selain itu, semua hewan yang hidup di air memiliki alat gerak serupa sirip atau kakinya memiliki selaput renang. Itulah sebabnya katak semasa kecebong berekor sebagai alat geraknya, dan setelah dewasa hidupnya di darat memiliki kaki berselaput renang agar mudah berenang. Dengan demikian, di darat katak dapat melompat-lompat, dan di air dapat berenang-renang.
Belajar dari kehidupan hewan-hewan air, manusia pun dapat menyesuaikan diri
agar mudah berenang di air dengan membuat kaki katak yang dipasang pada kakinya.
Itulah manusia katak, yaitu manusia berpakaian seperti katak, dan gaya renang pun ada yang disebut gaya katak.

2. Air untuk kebutuhan hidup

Air berguna sebagai bahan pembersih, karena memiliki sifat sebagai pelarut zat lain. Air yang kita minum ke dalam tubuh banyak memiliki kegunaan, seperti:

 (1) melarutkan zat-zat makanan (nutrisi) agar mudah dicernakan oleh enzim-enzim sehingga mudah diserap oleh didnidng ususnya;

 (2) mempertahankan suhu tubuh agar relatih tetap;

 (3) air sebagai pengisi cairan sel-sel tubuh agar realtif tetap. Kekurangan air dalam tubuh akan menyebabkan dihidrasi tubuh, dan kelebihan air dalam sel-sel tubuh akan menyebabkan penyakit beri-beri. Jelas disini bahwa air adalah penting untuk kesehatan tubuh. Selain itu, untuk kesehatan tubuh diperlukan kebersihan tubuh, dan kebersihan apa-apa yang melekat maupun yang masuk ke dalam tubuh. Kebersihan pangkal kesehatan merupakan slogan penting dalam kehidupan. Setiap orang membutuhkan kesehatan. Untuk dapat hidup sehat, kita harus dapat memelihara kesehatan tubuh. Tubuh kita perlu mandi dengan air bersih.
Tubuh memerlukan makanan yang sehat dan minum air bersih
Kadar air dalam sel-sel tubuh harus relatif tetap. Kekurangan air tubuh akan mengalami dehidrasi (kekurangan air), ditandai adanya kulit yang keriput. Kelebiha air dalam tubuh pun menyebabkan gangguan kesehatannya, seperti terjadi pada penyakit beri-beri tersebut. Penderita penyakit beri-beri terjadi akibat terganggunya penyerapan kelebihan air tubuh oleh darah.
Pengeluaran air dari dalam tubuh lewat alat-alat ekskresi, seperti ginjal, kulit, dan paru-paru. Tubuh mengeluarkan air melalui keringat lewat kulit, air seni lewaqt
ginjal, dan juga lewat alat pernapasan berupa uap air Selain itu, kebutuhan air di dalam tubuh untuk kelancaran kerja enzim. Air
diperlukan untuk media kerja enzim. Adanya air, zat-zat dapat melarut sehingga akan memudahkan kerja enzim. Selain itu, air yang terserap oleh tubuh akan menjaga suhu tubuh agar relatif tetap mencapai 36-37 derajat Celcius. Untuk itu, tubuh memerlukan.
air minum yang ditandai oleh timbulnya rasa haus. Itulah sebabnya, tubuh yang banyak meminum air, maka harus banyak mengeluarkan air dari dalam tubuh melalui alat-alat ekskresi, seperti kulit dan ginjal

1. Air memiliki sifat bersih dan bening.
Pada air yang bersih dan bening, segala yang ada di dalamnya akan kelihatan
jelas. Air yang bening dapat membedakan warna-warna dan bentuk-bentuk benda
yang ada di dalamnya. Air yang bening dapat meneruskan cahaya yang melewatinya, tetapi air yang kotor akan selalu memantulkan kembali cahaya yang mengenainya.
Apabila sifat air ini dihubungkan dengan sifat manusia, diumpamakan sebagai sifat manusia, maka seseorang yang berpikiran bersih dan hati yang bening akan dapat melihat segala persoalan secara jelas sehingga untuk penyelesaiannya mudah ditemukan selalu memiliki kepekaan terhadap sekitarnya, terhadap lingkungannya, perasaan orang lain, sehingga akan dapat menuntun sikap diri kita ke arah hal-hal yang tidak merugikan kepada lainnya. Orang yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi akan mampu hidup berdampingan secara damai dalam kehidupan suatu masyarakat. Orang yang memiliki kepekaan
lingkungan yang tinggi tidak akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Dengan
demikian orang rang yang berhati bening akan selalu memikirkan dampak yang akan terjadi dari apa yang dilakukannya, sehingga selalu bersikap hati-hati dalam
bertindak. Orang yang berhati bening, kepekaan sosialnya yang tinggi tidak akan mudah menyalahkan orang lain, tetapi selalu mengoreksi dirinya, dan meyakininya bahwa segala sesuatu yang menimpa dirinya karena kehendak Allah. Orang yang berhati bening, kepekaan lingkungannya yang tinggi, tidak akan berbuat mencemari lingkungannya. Berbagai masalah lingkungan muncul akibat banyak orang yang tidak peduli terhadap kesehatan lingkungan.

2. Air bergerak dari permukaan yang tinggi ke permukaan yang rendah.
Air dapat mencapai permukaan yang tinggi, karena ia memiliki volume yang
lebih besar, atau mencapai letak (kedudukan) di tempat yang lebih tinggi

3. Air dapat melarutkan dan mendinginkan zat, kecuali beberapa zat tertentu.
Sifat air tersebut, apabila dihubungkan dengan sifat manusia, maka semestinya
manusia dapat menjadi perantara (media) bagi setiap orang yang mendapat persoalan(masalah) untuk mendamaikannya atau mencari solusinya. Dalam peribahasa dikatakan bahwa setetes air dapat mendinginkan, dan sepercik api dapat memanaskan,apalagi dalam jumlah yang banyak. Apalagi air yang bening dapat melarutkan zat sesuai dengan keinginannya, tetapi air yang kotor tidak dapat melarutkan zat sesuai
keinginannya, bahkan mungkin menimbulkan terjadinya reaksi tertentu yang bersifat
racun atau berbahaya bagi kehidupan. Di sinilah makna air dalam kehidupan sangat
bergantung kepada sifat air itu sendiri,


Minggu, 09 Desember 2018

Tugas ke 9 PSDA

INFRASTRUKTUR KEAIRAN


Masalah Infrastruktur Pengairan....
Banjir terus melanda pelosok daerah. Hal itu berdampak serius pada keselamatan dan perekonomian rakyat karena buruknya infrastruktur pengairan, khususnya tanggul sungai.Banjir juga menjadi penyebab tanah longsor. Kerusakan infrastruktur pengairan tidak diatasi karena tidak ada anggaran, sementara pembangunan infrastruktur pengairan stagnan.Selama ini, manajemen pengawasan infrastruktur pengairan sangat lemah. Perlu penguatan tata kelola infrastruktur pengairan berbagai tingkatan untuk membenahi dan menertibkan secara tegas tanggul sungai, danau, dan bendungan. Tanggul jebol mestinya bisa diantisipasi ketika musim hujan akan datang. Pemerintah daerah banyak yang tidak memiliki dana perawatan.
Berdasarkan Undang-Undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan norma, standar, pedoman, dan manual (NSPM). Semua tanggul harus diperiksa minimal setahun sekali pada akhir musim hujan. Tanggul yang rusak harus disurvei pengukuran untuk memantau perkembangan kerusakan, lalu dilakukan perbaikan. Mestinya selalu dilakukan survei penampang melintang dari tebing sungai di tanggul-tanggul pada akhir musim hujan. Survei dilakukan dengan interval 100 sampai 200 meter, bergantung pada kondisi tanggul. Hasil pengamatan dicatat dalam formulir inventarisasi yang berisi detail kondisi tanggul, penaksiran pemeliharaan tanah, dan pemeliharaan pasangan batu (massonry).  Sayang, survei jarang dilakukan sehingga kerusakan tanggul tidak terdeteksi secara dini. Tak bisa dimungkiri bahwa pembuatan tanggul banyak asal-asalan dan tidak sesuai dengan standar kualifi kasi. Pembangunan tanggul dan proyek pengerukan sungai sarat korupsi sehingga perlu pengawasan yang ketat dan audit investigasi.
Mestinya tanggul dirancang sebagai penahan banjir yang kokoh dengan panjang dan volume serta daya dukung lapisan endapan terhadap tanggul yang masih mampu menahan tegangan. Selain itu, kemiringan dan jarak aman antara crest dan kaki tanggul serta jarak aman antara toe dan pit limit harus sesuai dengan standar teknis.
Sungguh ironis infrastruktur di daerah-daerah tidak disurvei karena tidak memadainya APBD untuk perawatan infrastruktur pengairan. Mestinya survei sungai dilakukan secara rutin. Kegiatan pengukuran penampang melintang untuk seluruh ruas sungai harus dilakukan dengan interval jarak dan waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pengukuran dilakukan di lokasi dan arah yang tetap. Untuk menjamin pengukuran pada lokasi dan arah yang sama, digunakan patok bench mark yang dipasang pada lokasi survei penampang melintang di dua sisi sungai. Selain itu, patok tersebut digunakan sebagai titik referensi untuk perubahan sungai arah vertikal akibat gradasi atau degradasi dan perubahan sungai arah horizontal (ke arah samping), yang disebabkan meandering atau tergerusnya tebing sungai.

Pemeriksaan dan survei infrastruktur pengairan atau bangunan sungai dilakukan untuk mengetahui secara detail perubahan karena adanya erosi tebing, endapan sedimen, atau penggalian pasir yang cukup besar dan terusmenerus. Setiap tebing sungai yang erosi harus dipasang patok yang diletakkan pada tempat yang cukup aman pada dua sisi sungai. Survei infrastruktur pengairan harus bisa menginformasikan secara akurat stabilitas tebing sungai. Penambangan Masalah lain yang cukup krusial terkait dengan infrastruktur pengairan adalah kegiatan penambangan pasir dan batu. Selama ini, pemerintah daerah tidak tegas menghadapi kegiatan penambangan pasir dan batu yang bisa menyebabkan rusaknya infrastruktur.

Perlunya penertiban yang konsisten dan tanpa pandang bulu terhadap kegiatan penambangan dan permukiman liar di sekitar tanggul dan sempadan sungai atau danau. Di setiap lokasi yang terdapat penambangan pasir, harus dilakukan survei pengukuran setiap triwulan dalam musim kemarau. Survei dilakukan pada tiga penampang melintang, yaitu di tengah, hulu, dan hilir lokasi. Pemantauan penampang melintang muara sungai beserta gosong-gosong pasirnya (sand bars) harus sering dilakukan. Untuk lokasi usaha pertambangan skala besar, harus dilakukan penyelidikan geoteknik untuk menjamin keamanan lereng terhadap risiko longsor.
Dibutuhkan analisis stabilitas tanggul sungai yang dekat lokasi penambangan agar didapat desain tanggul atau lereng khusus. Sebab batuan pembentuk lereng berasal dari tanah rawa yang bila jenuh air akan memiliki kohesivitas yang sangat rendah sehingga longsor. Penting meninjau lagi kebijakan daerah tentang sempadan sungai. Penetapan garis sempadan sungai secara tegas tanpa pandang bulu, termasuk penertiban dan pembongkaran total permukiman liar di sempadan atau bantaran sungai harus dilakukan agar perlindungan, pengembangan, penggunaan, dan pengendalian sumber daya air sungai dan danau dilaksanakan dengan baik.

Semua pihak sebaiknya mengerti bahwa watak sungai tidak bisa dilawan, dan suatu saat akan kembali ke asalnya jika terjadi pemicu yang destruktif. Jangan jadikan badan tanggul sebagai permukiman. Tak bisa ditawar-tawar lagi, tanggul harus bebas dari permukiman. Sudah banyak kajian bahwa jebolnya tanggul tidak semata-mata karena gaya dorongan fluida yang besar terhadap badan tanggul. Jebolnya tanggul sungai, danau, dan waduk disebabkan faktor tata ruang yang tidak konsisten.

Dibutuhkan mekanisme yang baik jika tanggul jebol saat banjir. Contoh United States Army Corps of Engineers (USACE) yang sigap dan berhasil mengatasi bencana banjir besar. Lembaga itu juga mampu membangun instalasi pompa raksasa untuk mengatasi banjir dalam waktu singkat. Bagi USACE, semua bisa diatasi dengan mudah karena ada SDM terampil dengan peralatan khusus dan material siap pakai yang mudah dirakit. Semua dibakukan dalam crash management proyek yang mempersingkat penanganan. Daerah langganan banjir membutuhkan infrastruktur yang andal.
Untuk itu, dibutuhkan perencanaan, kriteria teknis, dan analisis terhadap banjir. Dampak kumulatif dan frekuensi banjir yang akurat dalam jangka waktu tertentu diperlukan untuk menentukan spesifi kasi infrastruktur untuk mengurangi kerusakan yang parah. Project Risk Management diperlukan untuk mereduksi kerugian. Selama ini, proyek-proyek untuk mengatasi banjir dan merehabilitasi dampaknya dilakukan asal-asalan dan tambal sulam. Ke depan, seharusnya pemerintah menetapkan fi lter dan standar persetujuan proyek pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir yang ketat.

Senin, 03 Desember 2018

Tugas ke 7 PSDA

PENANGANAN BANJIR DAN KEKERINGAN

A.Pendahuluan

    Indonesia merupakan negara beriklim tropika humida (humid tropic) yang pada musim hujan mempunyai curah hujan tinggi. Akibatnya di beberapa tempat terjadi banjir yang banyak menimbulkan kerugian baik nyawa maupun harta benda. Kerugian ini akan semakin besar kalau terjadi di kota-kota besar yang padat penduduknya. Untuk mengurangi kerugian tersebut telah banyak usaha penanggulangan banjir yang dilakukan seperti pembuatan tanggul banjir, tampungan banjir sementara, pompanisasai air banjir, sudetan sungai, dll.
    Usaha pengendalian banjir tersebut belum memberikan hasil yang memuaskan, karena  kejadian banjir terus meningkat dari waktu ke waktu.  Fenomena ini sudah kita sadari, karena proses kejadian banjir memang sangat komplek, baik itu proses di lahan maupun di jaringan sungainya.  Oleh karena itu penanggulangan banjir tidak dapat dilepaskan dari pengelolaan DAS,  dan sumberdaya air secara keseluruhan.
    Di sisi lain banjir merupakan salah satu sumberdaya alam yang cukup besar potensinya. Apabila air banjir pada musim hujan dapat ditampung dan disimpan, sehingga dapat menurunkan debit banjir, maka pada saat kekeringan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia dan keperluan lain seperti irigasi, pembangkit tenaga listrik, perikanan dan pariwisata. Dengan demikian, usaha pengendalian banjir yang dilakukan sekaligus dapat mengurangi kerugian akibat kekeringan.
    Uraian di atas menunjukkan bahwa peristiwa banjir dan kekeringan sangat merugikan kehidupan manusia. Penanggulangan kedua bencana tersebut terus diupayakan dengan berbagai cara, namun nampaknya masih dilakukan secara terpisah. Pengendalian banjir dan pananganan kekeringan secara terpadu nampaknya akan memberikan hasil lebih baik.
    B.   Pembahasan
    1.  Banjir
      Banjir adalah peristiwa keberadaan air mengalir melampaui kapasitas perangkat pengaliran yang disediakan/tersedia dan mengalir di luar kemampuan perangkat itu. Dalam konteks ini air menimbulkan gangguan akibat pengalirannya atau genangannya pada tempat-tempat yang tidak disediakan untuknya. Di Indonesia ada beberapa factor penting penyebab terjadinya banjir :
      a. Faktor Hujan
        Intensitas hujan sangat berpengaruh pada besarnya debit puncak banjir. Semakin tinggi intensitas hujan maka semakin tinggi pula debit banjirnya. Hal ini dapat difahami,  terutama jika telah banyak melakukan analisis banjir dengan model-model yang tersedia. Perlu mendapat perhatian pada penggunaan rumus Rasional, yaitu pada kondisi durasi hujan yang lebih pendek dari waktu konsentrasinya. Pada kondisi tersebut nilai debit puncak ditentukan oleh sebagian luas DAS, karena hujan diseluruh DAS belum teratus.
        Kejadian hujan dalam beberapa hari berturut-turut, justru dapat menimbulkan banjir, walaupun intensitas hujannya tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh kondisi tanah yang telah dibasahi hujan sebelumnya menurunkan kemampuan menginfiltrasi air. Pada kondisi tanah dengan kelengasan tinggi atau jenuh air, infiltrasi memang masih berjalan, namun nilainya cukup kecil, sehingga hampir seluruh hujan menjadi aliran dan dapat menimbulkan banjir.
        Hujan deras yang terjadi pada suatu hari dimana hari-hari sebelumnya tidak hujan sering tidak menimbulkan bnajir. Pengaruh kelengasan tanah awal pada debit banjir sudah difahami, namun belum dirumuskan dengan baik. Oleh karena itu menarik untuk dikaji pengaruh kelengasan tanah awal pada kejadian banjir.
        b. Faktor DAS
          Daerah Aliran Sungai adalah daerah tangkapan air hujan yang akan mengalir ke sungai yang bersangkutan. Perubahan fisik yng terjadi di DAS akan berpengaruh langsung terhadap kemampuan retensi DAS terhadap banjir. Semakin banyak lahan terbuka, atau terbangun semakin kecil kemampuan retensinya.
          Kejadian banjir di Sorong tanggal 18 Juli 2003 (www.kompas.com.) adalah akibat penggundulan hutan di sekitarnya. Kerugian banjir diperkirakan sebesar 2,8 milyar rupiah. Bandung selatan mengalami banjir pada 27 Mei 2004 (w.w.antara.co.id.), sehingga jalur jalan Majalaya – Bandung terputus. Genangan air mencapai 50 cm – 80 cm. Banjir ini diestimasikan akibat pemotongan bukit-bukit di sekitar Bandung selatan untuk permukiman dan kawasan industri.
          Berubahnya kawasan retensi banjir untuk Jakarta menjadi permukiman, daerah terbuka (jika ada tanaman, hanya perdu), industri dll., mengakibatkan banjir yang terjadi meningkat. Pada th 2003, kejadian banjir diperparah dengan adanya peningkatan elevasi muka air laut. Hal tersebut diperparah dengan pola penyebaran permukiman yang menyebar, sehingga daya rusak terhadap ekologis dan lingkungannya lebih tinggi.
          c. Faktor Alur Sungai
            Upaya pengendalian banjir yang selama ini dilakukan berupa kegiatan fisik/struktur yang berada di sungai (in stream) dengan tujuan untuk melindungi dataran banjir yang telah berkembang. Pengendalian banjir tersebut dengan membangun prasarana dan sarana seperti pembuatan tanggul, normalisasi alur sungai, sudetan, saluran drinasi, tampungan air (waduk), polder, dll.
            Pada umumnya, prasarana dan sarana pengendali banjir direncanakan untuk 10 sampai 100 th, sedang sistem drainasi 2 sampai 10 tahun. Data yang digunakan dapat berupa data hujan maupun aliran yang terekam pada kondisi DAS saat itu. Apabila kondisi DAS di Indonesia dapat digolongkan stabil, prediksi debit dengan kala ulang tersebut tentu saja tidak akan menjadi masalah. Namun kenyataannya, Daerah Aliran Sungai yang ada memiliki tataguna lahan yang tidak stabil, bahkan cenderung mengalami kerusakan. Tingkat kerusakan DAS bervariasi mulai dari kecil, sedang sampai besar/kritis yaitu pada tingkat yang sudah mengkhawatirkan.
            Oleh karena itu, prediksi nilai debit dengan kala ulang tertentu yang diperoleh pada saat perencanaan sudah tidak relevan lagi pada saat ini. Hal ini terjadi jika Daerah Aliran Sungainya mempunyai luas area terbuka yang meningkat. Peningkatan debit banjir mengakibatkan prasarana dan sarana yang ada tidak mampu menampung aliran yang terjadi.
            Aspek pendangkalan yang terjadi di alur sungai juga merupakan salah satu sebab terjadinya banjir. Adanya pendangkalan alur sungai, tampang sungai menjadi berkurang sehingga daya tampung alirannya menurun pula. Proses pendangkalan ini dapat terjadi akibat erosi tebing dan dasar sungai maupun akibat erosi lahan di Daerah Aliran Sungai.
            Persoalan banjir menjadi semakin rumit jika di alur sungai terdapat rintangan-rintangan arus baik oleh alam maupun buatan manusia seperti :
            Penampang pengaliran sempit karena formasi geologi yang keras
            Adanya ambang alam yang keras
            Belokan tajam pada sungai akan menimbulkan arus menyilang yang berbahaya
            Bangunan silang sengan sungai dengan rongga terlalu sempit
            Pertemuan antara dua sungai atau lebih dengan arus saling merintangi
            Faktor-faktor di atas perlu mendapatkan perhatian cukup serius dalam penanganan masalah banjir, sehingga dapat memberikan hasil yang baik.
            2. Kekeringan
              Kekeringan merupakan salah satu bentuk kondisi ekstrim dan kejadian alam yang kejadiannya tidak dapat dihindari serta karakteristiknya masih menyimpan ruang yang luas untuk dipelajari dan dikaji lebih mendalam. Kekeringan seringkali ditanggapi dengan pemahaman yang berbeda-beda.
              Batasan atau kriteria kekeringan sampai sekarang belum disepakati secara luas. Hal ini menunjukkan bahwa kekeringan merupakan kejadian yang spesifik pada suatu wilayah. Namun demikian, ada beberapa tipe kekeringan yang akan ditunjukkan untuk dapat digunakan sebagai acuan.
              a. Kekeringan Meteorologis
                Tipe kekeringan ini paling mudah untuk diidentifikasi dan difahami. Suatu wilayah dapat dikatakan mengalami kekeringan meteorologis apabila hujan tahunan rerata yang terjadi tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk evapotranspirasinya atau dapat juga dibandingkan dengan temperaturnya. Tidak ada batasan mengenai berapa lama hari/bulan tanpa hujan atau berapa banyak kekurangan air.
                Kekeringan meteorologis didasarkan pada kriteria kuantitatif berupa indeks kekeringan. Selanjutnya indeks kekeringan dapat digunakan sebagai indikator dalam menetapkan klasifikasi tingkat kekeringan suatu wilayah.
                Indeks Kekeringan Menurut De Martonne
                dengan :
                P = curah hujan tahunan rerata (mm),
                T = temperatur tahunan rerata,
                a = indeks kekeringan.
                Menurut De Martonne, suatu wilayah yang memiliki nilai a < 15 dikategorikan sebagai wilayah kering. Metode ini dianggap masih mengandung kelemahan karena mengabaikan pengaruh variasi musiman dan amplitudo harian dari temperatur di wilayah kering.
                Indeks Kekeringan Menurut Thornthwaite (1948)
                Metode ini mengukur kekeringan suatu wilayah berdasarkan nilai evapotranspirasi potensial (Eto), didefinisikan sebagai jumlah penguapan dari suatu wilayah yang tertutup tumbuhan dengan kecukupan air untuk terjadinya penguapan maksimum menurut kondisi klimatologi. Evapotranspirasi potensial ini dihitung berdasarkan rumus Thornthwaite  sebagai fungsi emperatur rerata bulanan. Apabila jumlah hujan tahunan rerata lebih kecil dari Etotahunan, maka wilayah tersebut merupakan daerah semi kering.
                Indeks kekeringan menurut UNESCO (1979)
                Menurut UNESCO tingkat kekeringan diukur berdasarkan nilai evapotranspirasi potensial Eto yang dihitung menurut rumus Penman. Nilai ini dibandingkan dengan tinggi curah hujan tahunan rerata (P).
                < 0,03
                Wilayah Super Kering
                0,03 <   <    0,20                          wilayah kering
                0,20 <   <    0,50                          wilayah semi kering
                b. Kekeringan Hidrologi
                  Kekeringan tipe ini merefleksikan kondisi sistem air dalam suatu wilayah baik untuk air permukaan maupun air bawah permukaan. Kekeringan hidrologis dapat dilihat dari debit aliran rendah (lowflow), tampungan air di danau/waduk, tampungan dalam tanah dsb. Kondisi kekerinan hidrologi tidak selalu terjadi secara bersamaan dengan kekeringan meteorologis. Kadangkala ada daerah yang mengalami kekeringan meteorologi tetapi kalau dipandang dari sisi hidrologi sebenarnya tidak mengalami kekeringan. Tetapi pada umumnya, apabila terjadi kekeringan hidrologi maka secara meteorologi juga mengalami kekeringan.
                  c. Kekeringan Pertanian
                    Kekeringan pertanian merefleksikan kekurangan lengas tanah yang dibutuhkan oleh tanaman untuk hidup (evapotranspirasi). Respon tanaman terhadap kondisi lengas tanah sangat bervariasi. Sebagian tanaman mampu bertahan hidup dan tumbuh dalam kondisi lengas tanah yang rendah, tetapi ada juga tanaman yang membutuhkan lengas tanah tinggi untuk bertahan hidup. Beberapa batasan kondisi lengas tanah untuk tanaman yaitu kondisi jenuh, kapasitas lapang, titik layu awal dan titik layu permanen. Kondisi lengas tanah ini berdampak langsung pada produktifitas tanaman.
                    Nampak bahwa kekeringan yang terjadi dapat merupakan interaksi berbagai tipe kekeringan yang menambah kesulitan pengertian tentang kekeringan. Namun secara umum dapat dirangkum bahwa kekeringan adalah peristiwa terjadinya kesenjangan antara ketersediaan air dan kebutuhannya di masing-masing wilayah dan untuk tiap-tiap penggunaan.
                    Contoh daerah yang mengalami kekeringan yaitu di Jawa Barat pada Juni 2003. Sawah seluas 24.802 ha mengalami kekurangan air dengan status berat dan ringan, sedang 345 ha puso (www.pikiran_rakyat.com).
                    Kekeringan yang melanda Pulau Jawa terutama disebabkan oleh berkurangnya luas hutan dan meningkatnya penggunaan lahan non hutan. Kesimpulan ini dipeoleh Aris Poniman dari hasil penyusunan neraca sumberdaya hutan dan lahan (www.swara.net). Peningkatan lahan non hutan dapat mengakibatkan kekeringan karena keseimbangan ekosistem dalam suatu DAS terganggu. Aris mengingatkan perlunya masyarakat lebih waspada akan kemungkinan sering terjadinya banjir, tanah longsor dan tentu saja kekeringan.
                    3. Penanganan Banjir dan Kekeringan Secara Terpadu
                      Banjir, sebagaimana diketahui, adalah persoalan kelebihan air, sementara kekeringan adalah persoalan kekurangan air

                      Tugas10 psda Infra struktur keairan

                      A. Pengertian Infrastruktur, Sistem dan juga Komponennya TINJAUAN TEORI. 1 . Pengertian Infrastruktur Pengertian Infrast...